Today's Quote :::

"Jika kamu tak menghargai dirimu sendiri, orang lain tak akan pernah menghargaimu. Jangan sampai kehilangan dirimu yang berharga." - pepatah
Are you using mobile device?

View Mobile Version


Saturday, July 23, 2011

Makna Kata Siang, Malam, Pagi, dan Sore Dalam Bahasa Indonesia


Dalam Bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata yang mengacu ke saat tertentu yang merupakan bagian hari: siang, malam, pagi, dan sore. Persepsi orang berbeda-beda terhadap pengertian yang diacu oleh kata itu. Hal itu terlihat pada keberagaman batasan yang diberikan oleh beberapa kamus.

Kata siang, bermakna saat matahari terbit sampai matahari terbenam atau dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. kata siang biasa dipakai sebagai pasangan kontras malam. Kata malam bermakna saat matahari terbenam sampai matahari terbit atau dari pkul 18.00 sampai dengan pukul 06.00

Kata pagi bermakna waktu menjelang matahri terbit atau saat mulainya hari. Rumusan lain yang dapat ditemukan adalah saat matahari terbit sampai dengan pukul 09.00 atau pukul 10.00. dari beberapa rumusan itu dapat dikatakan, pagi adalah bagian akhir dari malam dan bagian awal dari siang.
Di samping kata itu, kita juga mengenal subuh dan dini (hari). Kata subuh mengacu ke saat menjelang terbitnya fajar, sedangkan dini hari mengacu ke awal hari. Dengan kata lain, subuh dan dini hari adalah bagian akhir dari malam dan bagian awal dari pagi. Orang juga menyebutnya pagi-pagi benar atau pagi buta.

Kata sore bermakna saat sesudah tengah hari sampai saat matahari terbenam atau dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 18.00. khusus saat menjelang matahari terbenam atau dari pukul 16.00 sampai dengan pukul 18.00, kita menyebutnya petang. Dengan demikian, petang adalah bagian akhir dari sore dan sore adalah bagian akhir dari siang.

Dari uraian di atas tampak bahwa pengertian kata-kata yang mengacu ke bagian hari itu dikaitkan dengan dua hal, yaitu :

  1. .Keadaan alam; ada tidaknya matahari atau keadaan terang dan gelap.
  2.  Jam yang menjadi penunjuk waktu.
Dua tolok ukur itulah yang menyebabkan persepsi. Di Banyuwangi, ujung timur Pulau Jawa, pada pukul 06.00 matahari sudah kelihatan dan tidak dapat lagi disebut subuh. Bagi penduduk di tempat itu sinar matahari pada pukul 14.00 sudah tidak sedemikian panas sehingga mereka menganggap saat itu sudah sore. Sementara itu, di Banda Aceh, ujung utara Sumatra, pada pukul 06.00 matahari belum muncul; saat itu dikatakan masih subuh. Pada pukul 14.00 sinar matahari masih terasa panas dan orang di sana menganggap saat itu masih siang. Di daerah yang dekat kutub, misalnya Negeri Belanda, pada bulan tertentu matahari masih kelihatan pada pukul 21.00. Meskipun demikian, orang-orang sepakat menyebut saat itu sudah malam.
Perbedaan persepsi itu juga memengaruhi sapaan salam yang berkaitan dengan saat kita menyapa. Batas pagi dan siang, misalnya, tidak dapat ditentukan secara tegas. Meskipun demikian, kita lazim mengucapkan selamat siang antara pukul 10.00 dan pukul 14.00. Selamat sore lazim diucapkan antara pukul 14.00 dan pukul 18.30. Pada pukul 16.30 sampai pukul 18.30, pada situasi yang formal, lazim diucapkan selamat petang.

Selamat malam lazim diucapkan antara pukul 18.30 dan 04.00. kita tidak lazim mengucapkan selamat subuh atau selamat dini hari. Antara pukul 04.00 dan pukul 10.00 lazim diucapkan selamat pagi.
Ada kebiasaan baru yang menarik. Jika kata pagi dapat diartikan ‘awal hari’, penyiar yang muncul di layar televisi pada pukul 00.01 menganggap wajar mengucapkan selamat pagi.
Fungsi sapaan memang bukan untuk menginformasikan makna yang terkandung pada kata-kata yang dipakai, melainkan untuk menciptakan awal yang akrab antara pembicara dan kawan bicara yang memungkinkan komunikasi selanjutnya berjalan lancar. Sapaan kadang-kadang juga digunakan untuk maksud tertentu. Pada pukul 08.00 seorang atasan dapat mengucapkan “selamat siang” kepada bawahannya yang baru datang ke kantor yang menurut aturan, karyawan itu seharusnya masuk pukul 07.00. Dalam hal itu, sapaan digunakan untuk menegur dan mengingatkan karyawan bahwa ia datang terlambat. Jadi, jika penyiar televisi mengucapkan “selamat pagi” pada pukul 01.00, tampaknya ia juga bermaksud mengingatkan penonton bahwa saat itu sudah mulai hari yang baru.


AsalSumber :
Sugono, Dendy (peny). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Pusat Bahasa.

Spy Cam